BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan gurami (Osphronemus gouramy
sp) merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah Menyebar ke seluruh
perairan Asia Tenggara dan Cina. Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal
gurami, rasa dagingnya yang gurih dan lezat sangat digemari masyarakat. Gurami
termasuk salah satu dari 12 komoditas untuk pemenuhan gizi masyarakat. Selain
yaitu pertumbuhannya yang lambat bila dibandingkan dengan ikan budidaya
lainnya, seperti ikan mas. Salah satu cara untuk memecahkan masalah tersebut
adalah dengan Ikan gurami(Osphronemus gouramy sp) merupakan ikan
asli perairan Indonesia yang sudah menyebar itu, ikan ian untuk meningkatkan
produksi dan pendapatan masyarakat, yang banyak dikembangkan oleh para petani
hal ini dikarenakan permintaan pasar yang cukup tinggi dan pemeliharaannya yang
relatif mudah. Namun salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi
ini memiliki hambatan pertumbuhan tetapi dapat diatasi dengan pemberian pakan
berkualitas dalam jumlah yang cukup. Ricky, (2008)
Pada umumnya, ikan mengalami pertumbuhan
secara terus-menerus sepanjang hidupnya. Hal ini yang menyebapkan pertumbuhan
merupakan salahsatu aspek yang dipelajari dalam dunia perikanan, dikarenakan
petumbuhan yang menjadi indikator bagi kesehatan individu dan populasi yang
baik bagi ikan. Dalam istilah sederhana pertumbuhan dirumuskan sebagai
pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu.apabila ditinjau lebih
lanjut maka sebenarnya pertumbuhan itu merupakan suatu proses biologi dimana
banyak faktor yang mempengaruhinya diantaranya faktor dari dalam tubuh ikan
maupun faktor dari luar. Reinthal, (2005)
Lovell (1980) dalam Mokoginto, (2009)
menyatakan bahwa kebutuhan energi untuk hidup pokok dipenuhi terlebih dahulu
sebelum energi pakan dapat disediakan ntuk pertumbuhan. Jika kandungan energi
pakan rendah maka sebagian besar protein pakan akan di katabolisme untuk
memenuhi kebutuhan energi ikan. Sebaliknya jika energi pakan terlalu tinggi,
maka ikan akan makan sejumlah kecil pakan tersebut. Hal ini akan membatasi
banyaknya protein pakan yang dimakan, sehingga akan membatasi pertumbuhan ikan.
Upaya peningkatan produksi gurami (Osphronemus
gourami sp) dapat dilakukan melalui perbaikan kualitas pakan dan
genetik. Perbaikan kualitas pakan dilakukan melalui perbaikan formulasi pakan
sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan ikan yang optimal. Keberadaan
strain-strain gurami juga sangat pentingdalam upaya perbaikan dan potensi
genetic gurami untuk mengatasi pertumbuhannya yang angat lambat. Pada tahap
awal, upaya yang dapat dilakukan adalah mengetahui potensi pertumbuhan
strain-strain pertumbuhan gurami yang ada. Pengujian formulasi pakan yang
dikombinasikan dengan strain-strain gurami perlu dilakukan untuk mengetahui
respon pertumbuhan ikan gurami. Sjamsudin, (2008)
Probiotik dalam budidaya perikanan
berperan antara lain untuk mengatur kondisi mikrobiologi dalam air atau
sedimenmemperbaiki kualitas air media pemeliharaan ikan sehingga dapat
meningkatkan “survival rate” dan pertumbuhan ikan. Probiotik
sendiri adalah makanan tambahan (suplemen) berupa sel-sel mikroba hidup yang
memiliki pengaruh menguntungkan bagi hewan inang yang mengkonsumsinya melalui
penyeimbangan flora mikkroba intestinalnya. Fuller, (1987). dalam Rietje,
(2008.)
Penggunaan probiotik dapat dikategorikan
sebagai bentuk pengendalian biologis (biological control) karena perannya dalam
membatasi atau membunuh hama dan penyakit. Dalam aquakultur, sebagai
pengendalian biologis melalui makanan, probiotik juga berperan dalam
peningkatan kualitas air media pemeliharaan ikan. Probiotik ini telah berhasil
digunakan dalam kolam-kolam pemeliharaan ikan untuk perbaikan kualitas air dan
menekan vibrio luminesens (Moriarty, 1998 dalam Febriani,
2008). Penelitian penggunaan probiotik dalam akuakultur difokuskan pada hewan
akuatik pada stadium larva, juvenile, dewasa serta pakan hidup.
Doillet dan Langdon (1994) dalam
Widanarni, dkk. (2008), menyatakan bahwa bakteri memiliki peran penting dalam
keberhasilan produksi benih, termasuk benih ikan gurami. Berbagai usaha
pengelolaan air telah dilakukan untuk mengatur populasi ikan dalam pemeliharaan
seperti penggunaan filter pada kolam, penggantian air secara berkala,
resirkulasi, penggunaan desinfektan dan anti biotik.
Dewasa ini probiotik sudah banyak
diaplikasikan dalam kegiatan pembenihan maupun pembesaran ikan dalam media
untuk memperbaiki kualitas air sehingga dapat memberikan kondisi lingkungan
media yang optimal bagi pertumbuhan ikan. Pada pembenihan ikan gurami,
pengendalian telur dan larva dengan probiotik dapat memberikan manfaat dimana
probion dapat mendominasi lingkungan air dan dapat mngkoloni permukaan telur.
Jika probion mampu berkompetisi alam pelekatan permukaan telur maka akan
menghalangi pertumbuhan en. Larva yang baru menetas dapat mampu bertahan dan
tingkat kelangsungan hidup tinggi karena peningkatan kemampuan imunnya.
Selanjutnya pada tahap perkembangan larva sampai menjadi benih peran probiotik
masih berpengaruh baik terhadap benih maupun kondisi kualitas air media
pemeliharaan. Rietje, (2008.)
Parameter lingkungan yang dapat
dijadikan kontrol adanya polusi yang mampu menghambat pertumbuhan ikan adalah
oksigen terlarut, konsentrasi amonia, pH dan suhu perairan. Selain itu, bahan
toksik, padatan tersuspensi dan jasad renik merupakan kelompok pencemar suatu
perairan (Connell dan Miller, 1995 dalam Sari, 2007) yang dapat mempengaruhi
kehidupan biota perairan.
1.2. Tujuan dan manfaat
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui secara pasti tingkat pertumbuhan ikan gurami, sedangkan manfaat dari
tulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi buat para pembudidaya ikan
1.3. Rumusan Masalah
Pertumbuhan ikan dapat terjadi jika ada materi untuk
membangun suatu struktur atau organ fisiologinya. Protein, karbohidrat, dan
lemak diperlukan oleh tubuh ikan sebagai materi dan energi untuk pertumbuhan
yang diperoleh dari pakan yang di konsumsi. Selain itu faktor suplai air dan
kondisi geografis dan keadaan kolam juga ikut mempengaruhi tingkat pertumbuhan
ikan oleh karena itu perlu adanya penelitian mengenai analisa tingkat
pertumbuhan ikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Ikan gurami (Osphronemus
gorami Sp)
Adapun klasifikasi ikan gorami menurut Hattu (2009) pada Teknologi Tepat
Guna adalah sebagai berikut:
Klas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Labyrinthici
Sub ordo: Anabantoidae
Famili: Anabantidae
Genus: Osphronemus
Species : Osphronemus gurami
2.2. Sejarah ikan gurami (Osphronemus
gourami Sp)
Gurami merupakan jenis konsumsi ikan air tawar, pipih lebar, bagian
punggung berwarna kecoklatan, bagian perut berwarna kekuning-kunikan, ikan
gurami merupakan keluarga anabantidae. Ikan gourami berasal dari (jawa barat),
jawa timur, Indonesia mengekspornya ke Malaysia, Thailand, dan Australia.
Pertumbuhan ikan gourami agak lambat dibandingkan ikan air tawar lainnya
tergantung pada perbedaan dalam menyebut ikan gorami tergantung dari daerah
masing-masing seperti orang Jawa menyebutnya gurameh, orang Sumatera
menyebutnya ikan kalau, kala, kalui di Inggris menyebutnya “giant gouramy”.
Warintek, (2009)
Sedangkan menurut Cahyono (1989) ikan gurami merupakan salah satu ikan asli
perairan kita bahkan lebih lanjut ia mengatakan bahwa ikan gurami (osphronemus
gourami sp)merupakan ikan asli dari Kepulauan Sunda Besar.
2.3. Pakan
Gurami memakan segala macam zooplankton, fitoplanktoon, serangga, dan daun
tumbuhan. Ade (2009), lebih lanjut ia mengatakan makin tingginya harga
pakan ikan produk pabrik sejalan dengan naiknya harga BBM, membuat pembudidaya
ikan menggunakan pakan alternatif. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya
produksi akibat kenaikan harga tersebut.
Hal ini bila tidak disikapi, maka beban yang ditanggung pembudidaya akan
sangat besar, bahkan bisa jadi mengancam keberadaan usaha di sektor ini. Dalam
kondisi ini maka kita harus bisa memanfaatkan pakan alami untuk menggantikan
pakan buatan pabrik (pelet) yang harganya mahal. Ade, (2009) dalam Bambang,
(2009)
Pakan sebagai sumber nutrisi maupun energi merupakan bahan yang sangt
menentukan dalam pencapaian kemampuan hidup (fitness) suatu organisme.
Ketersediaan sumber pakan disuatu lingkungan sangat beragam, baik secra
kuantitas maupun kualitas. Keragaman sumber pakan, baik yang berasal dari
hewani maupun nabati, dapat trjadi karena adanya perubahan lingkungan.
Mengingat banyaknya keragaman tersebut, organisme seringkali dihadapkan pada
suatu pilihan untuk mengkonsumsi sumber pakan tertentu yang buakn merupakan
makanan utamanya. Dalam menghadapi perubahan kondisi lingkungan demikian,
diperlukan kemampuan adaptasi fisiologis secara optimal untuk mempertahankan
atau mencapai kemampuan hidup. Petrus, (1999)
Menurut Cahyono(2008) mengatakan bahwa gourami adalah makhluk vegetarian,
yang hanya mau menyantap makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan sehingga ia
menyebutnya hewan herbivora. Makanan yang sering dimakan oleh ikan gourami baik
remaja maupun induk adalah daun keladi(Colocasia estulata hot), daun
ketela (Manihot utilissima bohl), daun pepaya (Carica
papaya linn), daun ketimun(Cucumis sativus), daun
kangkung (Ipomoa reptans poin), daun ubi jalar (Ipomoa
reptans poin), daun labu (Curcubita moschata duch en
poir).
2.4. Habitat Atau Tempat Hidup Ikan
Gurami (Osphronemus goramy)
Habitat asli ikan gourami di perairan tawar yang tergenang seperti rawa dan
danau. Tetapi ada juga jenis gourami yang hidupnya di perairan payau maupun dan
tidak dapat di tinggali oleh ikan tawes maupu ikan mas. Ikan gurami dapat
bertelur dan berkembang biak di air yang keruh sekalipun, namun sebenarnya
gorami lebih menyukai perairan yang jernih dan tenang. Ikan ini tidak dapat
hidup pada perairan yang ditumbuhi tanaman air seperti eceng gondok karena
gorami harus mengambil langsung oksigen dari udara bebas karena organ penyimpan
udara (labirint) tidak berfungsi jika gurami tidak muncul dari permukaan air.
Pada kolam yang ditutupi tanamaair yang mengapung, gurami akan lebih sering
bergerak naik turun untuk mengambil udara daripada bergerak horizontal.
Menurut Cahyono (1989) ikan gurami di alam aslinya merupakan jenis ikan
yang mendiami daerah yang tenang dan tergenang. Ikan gurami (Osphronemus
gourami sp) tidak menyukai daerah yang seluruh permukaan air kolam
tertutup oleh tanaman air yang mengapung seperti eceng gondok. Hal ini erat
kaitannya dengan alat pernapasan tambahan yang memungkinkannya mampu menghirup
oksigen dari udara bebas.
Ikan gurami akan tumbuh baik pada lingkungan dengan suhu air sekitar 24oc-280c.
Bila berdasarkan ketinggian tempat ikan ini menyukai daerah pantai hingga tanah
dengan ketinggian hingga 800 meter dari permukaan laut. Sari, (2009)
2.5. Kebiasaan Makan Ikan Gurami (Osphronemus
goramy)
Gurami menyukai makanan yang spesifik pada setiap tahapan pertumbuhannya.
Cahyono, 2008 membagi tahapan ini berdasarkan umur ikan, antara lain:
1) 10 hari -14 hari
Jika ikan sudah mengempis kantong telurnya, posisi badannya seperti
merangkak dengan perut dibawah dengan dan berenang kian kemari mencari umpan
lezat maka telah tiba saatnya untuk memberi pakan. Untuk kebutuhan protein,
bisa diberikan sejenis udang renik yang masih sederhana namanya “Moina”. Tapi
petani ikan biasa menyebutnya dengan sebutan “Kutu Air” lantaran bentuknya
yang kecil, transparan dengan kaki-kaki pengait persis kutu kepala. Atau ada
yang biasa menggunakan kuning telur. Menurut Tutur tinutur telur ayam atau
bebek diambil kemudian di rebus (hanya kuning telur). Letakkan potongan kuning
telur didalam kain dan diperas kain beserta telur di dalamnya sehingga sebagian
telur keluar di sela jalinan kain. Gantung pakan ini dekat anak ikan. Gantilah
pakan ini beberapa hari kemudian supaya tidak membusuk.
2) 15 hari -3 bulan
Pada tahap ini biasa di berikan kotoran ayam yang baunya tidak menyengat
ditebarkan ke dalam kolam sehingga mengundang air dan nyamuk kebun. Cacing
sutra a umumnya biasa diambil I selokan-selokan sawah yang ukurannya kecil-kecil
3) Diatas 3 Bulan
Pada tahap ini biasanya mulai disesuaikan dengan ukuran mulut daripada
ikan. Makanan yang biasanya makan oleh para petanipun berfariasi antara lain:
ulat, rayap, sayuran berdaun lembut, keladi, daun papaya, kecambah kacang
kedelai (tauge), rebusan jagung muda, dedak, daun murbey, nasi, jajan pasar,
postal(kotoran unggas yang kering) serangga seperti: jangkrik dan belalang,
serta tumbuhan hijau yang terdapat disekitar pinggiran kolam. Cahyono (2008)
2.6. Oksigen Terlarut Dan Kesuburan Perairan
Kadar oksigen terlaru dalam air sangat penting bagi kelangsungan hidup
semua organisme. Oksigen tergantung dari jenis ikan, umur dan aktifitasnya.
Ikan gurami mempunyai labirin yang dapat mengambil oksigen langsung dari udara
sehingga kadar oksigen dalam air tidak terlalu mempengaruhi gurami. Meskipun
demikian, air kolambudidaya ikan gurami minimum mengandung oksigen terlarut 4-6
mg/liter. Kesuburan air kolam dapat mendukung pertumbuhan ikan gurami. Air
kolam yang mengandung cukup mineral dan zat-zat hara dapat membantu
ketersediaan pakan alami dalam air yang membantu pertumbuhan hidup benih pada
awal budidaya. Keberadaan fitoplankton dala kolam sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan kadar oksigen air kolam, sedangkan jumlah fitoplankton dapat ditingkatkan
melalui pemupukan dengan pupuk kandang maupun pupuk kimia. Handayani, 2001
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini
direncanakan berlangsung selama 2 bulan yakni Bulan Maret, April di Desa
Noekele Kecamatan Kupang Timur
3.2. Alat dan Bahan
NO
|
NAMA ALAT
|
KEGUNAAN
|
1
|
Thermometer
|
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu
|
2
|
Salinometer
|
Alat yang digunakan untuk mengukur salinitas
|
3
|
Hapa
|
Kotak dari jaring yang digunakan untuk menampung
anak ikan (nener)
|
4
|
Alat tulis dan Buku
|
Untuk mengambil data
|
5
|
Kamera
|
Untuk melakukan dokumentasi
|
6
|
Pacul dan Linggis
|
Untuk menggemburkan tanah
|
7
|
Meter
|
Untuk mengukur panjang ikan
|
8
|
Timbangan Analitik
|
Untuk mengukur berat ikan
|
9
|
Timbangan (Dacing)
|
Untuk mengukur berat pakan
|
NO
|
BAHAN
|
KEGUNAAN
|
1
|
Ikan Gurami
|
Obyek penelitian
|
2
|
Pupuk TSP,UREA
|
Untuk menyuburkan substrat kolam
|
3
|
Kapur
|
Untuk menetralkan zat amoniak di dalam tanah
|
4
|
Pelet
|
Makanan ikan gurami
|
5
|
Pakan Alami
|
Sebagai pakan tambahan ikan
|
3.3. Prosedur Kerja
1) Persiapan kolam yang terdiri dari: pengeringan kolam, pembersihan kolam,
pengapuran, masukan air, pemupukan,pengontrolan air dilakukan selama satu
minggu untuk proses penumbuhan pakan alami.
2) Ikan didatangkan dari BBI Noekele untuk dibudidayakan dengan lama
waktu transportasi 4 jam
3) Ikan disortir, kemudian lakukan pengukuran, panjang dan berat.
4) Ikan dimasukan dalam kolam yang sudah berisi air dengan ketinggian dari
dasar kolam 19cm – 100cm
5) Pemberian pakan secara rutin pagi (jam 08.00), siang (jam 12.00), sore
(16.00)
3.4. Analisa Data
Analisa data yang dilakukan terhadap
laju pertumbuhan harian(10 hari) ikan gurami (Osphronemus goramy) adalah
dengan menggunakan rumus (Huisman, 1976 yang terdapat dalam Mokoginta, 1995)
adalah:
Wt = W0(1+0,01α)t dimana
Wt = bobot akhir ikan
Wo = bobot awal ikan
T = waktu pemeliharaan (hari)
α = laju pertumbuhan harian (per 10 hari)
Sedangkan untuk menghitung efisiensi
pakan, maka dilakukan penimbangan pakan yang diberikan, dan kematian ikan
selama penelitian ditimbang dan dihitung menurut handayani, (2001). Efisiensi
pakan dihitung dengan menggunakan rumus:
E = {[(Wt + D)- Wo]/F} ×100
Keterangan rumus:
E=efisiensi pakan (%)
Wt= bobot ikan pada waktu t (g)
Wo= bobot ikan pada waktu awal (g)
D= jumlah ikan yang mati selama pnelitian (ekor)
F= bobot pakan yang di berikan (g)
DAFTAR PUSTAKA
B, Ricky. Usaha Pemeliharaan
Gurami (Osphronemus gouramy sp). Penebar Swadaya, Jakarta:
2008.
Bambang, S, Penggunaan Pakan
Alami Untuk Percepatan Pertumbuhan Ikan Gurami(Osphronemus gouramy sp).
Sastra Hudaya Jakarta: 2009.
Duto, Sri, Cahyono. Pakan Ikan
Gurami (Osphronemus gourami sp). Sumur Bandung: 1981
Febriani, Dian.
Dan M.J.Rietje. Peranan Probiotik Dalam Meningkatkan Hasil Pembenihan
Ikan Gurami(Osphronemus gouramy sp). Skripsi Fakultas Perikanan Politeknik
Negri Lampung: 2008.
M. A. Suprayudi dan Setyawati, M.
Kebutuhan Optimum Protein Dan Energi Pakan Benih Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy sp). Penerbit Kanisius Yogyakarta: 1995.
Reinthal, P&J. Stegen. 2005.
Ichtyology. phttp://eebweb. arizona. edu/couses/ eco1482-582/
lecture-1-2005-6.pdf
Sari Gendro Sasi. Budidaya Pertanian
Dan Peternakan Ikan Gurami (Osphronemus gouramy sp). Sastra Hudaya Jakarta:
2008.
Sari gendro sasi. Kualitas Air
Sungai Maron Dengan Perlakuan Keramba Di Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
Jawa Timur. Skripsi Program Study Biologi Fakultas MIPA Universitas Lampung
Mangkurat Kalimantan Selatan: 2007
Sjamsudin, A, R. Kajian
Pertumbuhan Beberapa Jenis Gurami Dengan Penggunaan Pakan Yang Berbeda.
Balai Pengkajian Tknologi Pertanian Jawa Tengah: 2008.
S, T, H, Petrus. Fariasi Fisiologi
Ikan Gurami (Osphronemus gouramy sp) Dalam Menghadapi Ketersediaan
Sumber Pakan. S3 Dissertations Mathematic And Natural Sciense. ITB Central
Library Bandung.1999.
Susanto, Heru. Budidaya Ikan Gurame (Jilid
I). Yogyakarta: 1987.
Warintek. Budidaya Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy sp). Teknologi Tepat Guna Mentri Negara Riset dan Teknologi. Jurnal
Penelitian Perikanan Indonesia Jakarta: 2002.
No comments:
Post a Comment