Wednesday, 5 November 2014

CONTOH PROPOSAL PENELITIAN ANALISIS PENENTUAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) DI PERAIRAN SEKITAR BITUNG SULAWESI UTARA

BAB. I PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L.) tergolong sumberdaya perikanan pelagis penting dan merupakan salah satu  komoditi ekspor nir-migas.  Ikancakalangterdapathampir di seluruhperairan Indonesia, terutama di BagianTimur
Indonesia.
Bitung merupakan salah satu pusat kegiatan penangkapan cakalang di Indonesia. Hasil tangkapan cakalang di Bitung untuk tahun 2003 mencapai 46.454,3 ton atau sebesar 87,42 %, dari total produksi cakalang di Sulawesi Utara sebesar 53.139,9 ton. Nilai hasil tangkapan cakalang di Bitung untuk tahun 2003 tersebut mencapai Rp. 238.184.930.000.- (Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara, 2004).
Kegiatan penangkapan ikan tuna termasuk cakalang telah berkembang di perairan Indonesia, khususnya perairan timur Indonesia sejak awal tahun 1970-an (Sala, R.,  1999).
Penangkapan cakalang di Indonesia dilakukan dengan menggunakan huhate (pole and line), pancing tonda (troll line), pukat cincin (purse seine), jaring insang, dan payang. Penangkapan cakalang tertinggi terdapat di Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan dengan menggunakan huhate dan pancing tonda (Tampubolon, N., 1990).
Peningkatan produksi ikan cakalang di perairan Bitung masih dapat ditingkatkan, apabila operasi penangkapannya dapat dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien.  Salah satu caranya ialah dengan mengetahui musim tangkap ikan, sehingga dapat dilakukan persiapan yang lebih baik untuk melakukan operasi penangkapan yang lebih terarah.



1.2  Tujuan
Tulisan ini membahas mengenai periode musim penangkapan ikan cakalang di perairan Bitung dan sekitarnya, berdasarkan hasil tangkapan dan jumlah trip penangkapan per bulan dengan huhate di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Aertembaga dan TPI Manado, selang waktu tahun 1994 – 2004.



BAB. II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Cakalang
IkanCakalang (Katsuwonuspelamis) adalahikanberukuransedangdarifamiliaSkombride (tuna).Satu-satunyaspesiesdarigenusKatsuwonus.Cakalangterbesar, panjangtubuhnyabisamencapai 1 m denganberatlebihdari 18 kg.Cakalang yang banyaktertangkapberukuranpanjangsekitar 50 cm. Nama-namalainnya di antaranyacakalan, cakang, kausa, kambojo, karamojo, turingan, danada pula yang menyebutnyatongkol (wikipedia, 2014).
Cakalangdikenalsebagaiperenangcepat di lautzonapelagik.Ikaniniumumdijumpai di lauttropisdansubtropis di SamudraHindia, SamudraPasifik, danSamudraAtlantik.Cakalangtidakditemukan di utaraLaut Tengah.Hidupbergeromboldalamkawananberjumlahbesar (hingga 50 ribuekorikan).Makananmerekaberupaikan, krustasea, cephalopoda, danmoluska.Cakalangmerupakanmangsapentingbagiikan-ikanbesar di zonapelagik, termasukhiu(wikipedia, 2014).
Ikancakalangadalahikanbernilaikomersialtinggi, dandijualdalambentuksegar, beku, ataudiprosessebagaiikankaleng, ikankering, atauikanasap. DalambahasaJepang, cakalangdisebutkatsuo.Ikancakalangdiprosesuntukmembuatkatsuobushi yang merupakanbahanutamadashi (kalduikan) untukmasakanJepang. Di Manado, danjugaMaluku, ikancakalangdiawetkandengancarapengasapan, disebutcakalangfufu (cakalangasap). Adapun, cakalangdibudidayakansebagaisalahsatusumberbagimasyarakatjugasumberdevisanegara.[2]Cakalangmerupakansalahsatusumberproteinhewanidengankandung omega-3 yang dibutuhkantubuh. Sebagaikomoditas yang dapatdiekspor (exportable), cakalangturutberperandalamekonomi Indonesia.Sumberdayacakalangdimanfaatkanolehkalanganmenengahkeatas(wikipedia, 2014).
2.2 Perairan Bitung Sulawesi Utara
Kota Bitungadalahsalahsatukota di ProvinsiSulawesi Utara. Kota inimemilikiperkembangan yang cepatkarenaterdapatpelabuhanlaut yang mendorongpercepatanpembangunan.Kota Bitungterletak di timurlautTanah Minahasa.Wilayah Kota Bitungterdiridariwilayahdaratan yang berada di kaki gunungDuasudaradansebuahpulau yang bernamaLembeh.Banyakpenduduk Kota Bitung yang berasaldarisukuSangir, sehinggakebudayaan yang ada di Bitungtidakterlepasdarikebudayaan yang ada di wilayahNusa Utaratersebut. Kota Bitungmerupakankotaindustri, khususnyaindustriperikanan(wikipedia, 2014).
Dari Sekitartahun 1940-an, parapengusahaperikanan yang mengusahakanLaut SulawesitertarikdengankeberadaanBitungdibandingkanKema (di wilayahKabupatenMinahasa Utarasekarang) yang dulunyamerupakanpelabuhanperdagangan, karenamenurutpandanganmerekaBitunglebihstrategisdanbisadijadikanpelabuhanpenggantiKema, SeiringdenganperkembanganBitungsebagaisuatukawasan yang strategissertajumlahpenduduk yang semakinbertambahdenganpesatnyamakaBerdasarkanPeraturanPemerintahNomor 4 Tahun 1975 tanggal 10 April 1975 Bitungdiresmikansebagai Kota Administratifpertama di Indonesia(wikipedia, 2014).


BAB. IIIMETODE  PENELITIAN

Analisis pola musim penangkapan ikan menggunakan Metode Persentase Rata-rata (The Average Percentage Methods) yang didasarkan pada Analisis Runtun Waktu (Times Series Analysis) (Spiegel, M. R.,  1961).  Prosedurnya ialah sebagai berikut:

1.    Hitung nilai hasil tangkapan per upaya tangkap (CPUE = Catch Per Unit of Effort =  U) per bulan (Ui) dan rata-rata bulanan CPUE dalam setahun ( ) . 
 ……………….……….     (1)
  =  CPUE rata-rata bulanan dalam setahun (ton/trip)
=  CPUE per bulan  (ton/trip)
m   =  12 (jumlah bulan dalam setahun)

2. Hitung Up yaitu rasio Ui terhadap  dinyatakan dalam persen :
 x  100 %  ………………..…   (2)

3.   Selanjutnya dihitung  :
       IMi  =   ..……….…………..    (3)
       IMi  =   Indeks Musim ke i  
       t       =  Jumlah tahun dari data

4.  Jika jumlah IMi tidak 1200 % (12 bulan x 100 %), maka diperlukan penyesuaian dengan rumus (3) sebagai berikut :
IMSi  =   x IMi ………….…… (4)
IMSi =  Indeks Musim ke i yang disesuaikan

5.  Jika dalam perhitungan ada nilai ekstrim pada Up, maka nilai Up tidak digunakan dalam perhitungan Indeks Musim (IM), yang digunakan ialah median (Md) dari IM tersebut.  Jika jumlah nilai Md tidak sebesar 1200 %, maka perlu dilakukan penyesuaian sebagai berikut :
      IMMdSi  =   x  Mdi   ………….. (5)
      IMMdSi  = Indeks Musim dengan Median yang disesuaikan ke i.

6.  Kriteria penentuan musim ikan ialah jika indeks musim lebih dari 1 (lebih dari 100 %) atau di atas rata-rata, dan bukan musim jika indeks musim


kurang dari 1 (kurang dari 100 %).  Apabila IM = 1 (100 %), nilai ini sama dengan harga rata-rata bulanan sehingga dapat dikatakan dalam keadaan normal atau berimbang.




DAFTAR  PUSTAKA

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara, 2004. Buku Tahunan Statistik Perikanan Tangkap Sulawesi Utara Tahun 2003. Manado.

Gafa, B., I.G.S. Merta, H.R. Barus, dan E.M. Amin,  1993. Penurunan Hasil Tangkapan Ikan Tuna dan Cakalang  di Perairan Sulawesi Utara dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.   Jur.Pen.PerikananLaut72 : 11 – 19.

Matsumoto, W.M., R.A. Skillman, and A.E. Dizon,  1984. Synopsis of Biological Data on MatSkipjack Tuna, Katsuwonuspelamis : NOOA Technical Report NMFS Circular 451.  U.S. Department of Commerce.92 p.

Monintja, D. R., dam Zulkarnain, 1995.  AnalisisDampakPengoperasianRumponTipePhilipine di Perairan ZEE terhadapPerikananCakalang di PerairanTeritorian Selatan Jawadan Utara Sulawesi.LaporanPenelitian. FakultasPerikananInstitutPertanian Bogor.  Bogor.  70 hal.

Purwasasmita, R., 1993. MusimPenangkapanIkanCakalang, Katsuwonuspelamis, denganKapal-kapalHuhatedanPengaruhnyaTerhadapPeningkatanProduksi di PerairanSekitarSorong.  Jur.Pen.PerikananLaut79 : 1 – 13.

Sala, R.,  1999. Perikanan Cakalang di Sorong, Irian Jaya dan Kemungkinan Pengembangannya. Tesis (Tidak Dipublikasikan).  Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.  Bogor.  131 hal.

Spiegel, M. R.,  1961.  Theory and Problems of Statistics.Schaum Publ. Co., New York.  359 p.

Tampubolon, N., 1990. StudiTentangPerikananCakalangdan Tuna Serta KemungkinanPengembangannya di PelabuhanRatu, Jawa Barat.Skripsi (TidakDipublikasikan). Program StudiPemanfaatanSumberdayaPerikanan, FakultasPerikananInstitutPertanian Bogor.  Bogor.  123 hal.

Uktolseja, J.C.B., 1997. Laporan Penelitian Indeks Kelimpahan Ikan Tuna dan Cakalang di Sekitar Rumpon (Tidak Diterbitkan). Balai Penelitian Perikanan Laut,  Jakarta.  29 hal. of AvianPathologists
Sumber: John S. Kekenusa*

* F-MIPA danFakultasPerikanandanIlmuKelautan, Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115

No comments:

Post a Comment